Mamuju, 8enam.com.-Hingga hari ini kasus terkomfirmasi positif Covid-19 di Sulawesi Barat mencapai 4883, sembuh 2911 meninggal 92 orang. Kasus tersebut sesuai dengan data NAR ( New All Record ) pertanggal 15 Februari 2021.
Juru bicara satuan tugas Covid-19 Provinsi Sulawesi Barat, Safaruddin Sanusi mengatakan, memang pada saat tanggap darurat dengan masa transisi ini ada perbedaan Covid-19.
“Sebelum masuk tanggap darurat gempa 6,2 SR lalu pada tanggal 14 itu, Covid-19 pada saat itu kurang lebih 2567. Tetapi setelah fase tanggap darurat bencana pada tanggal 4 februari kasus positif itu sudah mencapai 4700,” kata jubir satgas Covid-19 Sulbar Safaruddin, Senin (15/2/2021).
Dia mengunkapkan penambahan kasus positif covid-19 tersebut memuncak pada saat tanggap darurat akibat gempa yang menguncang Majene dan Mamuju Sulbar beberapa waktu lalu.
“Itu artinya bahwa klaster terkait kepengunsian dengan Covid-19 ini erat kaitannya. Nah saya melihat salahsatu faktor penyebabnya itu adalah, ketika itu tidak lagi memperhatikan prokes. Ketika di tenda-tenda pengunsiaan tidak ada lagi pakai Masker, tidak lagi jaga jarak, tidak lagi mencuci tangan itu yang menyebabkan salahsatunya,” ungkapnya.
Kemudian pada saat itu kata Safaruddin memang susah terkendali. Satu dua tiga hari itu karena tenda yang di miliki masyarakat pada saat itu tidak jaga jarak sehingga itu mungkin salahsatu penyebab penyebaran covid -19.
“Tetapi setelah tanggap darurat selesai masuk transisi sudah ada sedikit penerapan-penerapan protokol kesehatan, di samping itu juga masyarakat sudah banyak yang meninggalkan tempat pengunsian itu berkurang,” ujarnya.
Dia juga mengatakan, berdasarkan data pengunsi yang di terimanya sebanyak 38 ribu orang yang mengunsi.
“Sekarang sudah berkurang, itu artinya bahwa tentunya klaster-klaster itu sudah menurun, tapi memang tidak bisa di pungkiri bahwa pada klaster pengunsian itu terjadi,” katanya.
Sehingga langkah yang di lakukan oleh tim pusat Provinsi dan kabupaten tetap melakukan sosialisasi bahkan tracking terhadap masyarakat, relawan dan petugas-petugas lain.
“Sebelum turun itu rapid antigen tapi pada akhirnya banyak di temukan postif baik yang Swab VCR maupun rapid antigen. Karena termasuk salahsatu relawan itu sebelum turun ke lapangan itu di rapid antigen dan terbukti memang banyak, Tetapi setelah masuk transisi darurat maka sudah menurun,” bebernya.
“Dalam beberapa hari ini kurang lebih empat hari tidak terlalu banyak lagi di banding sebelumnya pada darurat itu ratusan ke atas, tapi sekarang itu sudah puluhan itu artinya bahwa penangan Covid itu, penyebarannya sudah bisa di kurangi dengan prokes dan kesadaran masyarakat itu sendiri,” pungkasnya. (edo)
Advetorial