Mateng, 8enam.com.-Kisah dua Lansia Siiti Muda dan Salihin yang tinggal disebuah gubuk dalam areal kebun sawit sempat viral di Media Sosial (Medsos) karena kondisi fisik yang tidak bisa melihat.
Kondisi dua Lansia tersebut pertama kali diposting di Medsos oleh pemilik akun Fia Suardi dengan menuliskan “Saya bercerita sedikit tentang Lansia ini, beliau bernama nenek Siiti, beliau tinggal berdua bersama saudaranya. Kedua Lansia ini buta. Ya, sungguh miris melihat kehidupan kedua lansia ini, awal kenal dengan beliau saat melakukan pendataan warga. Yang saya salut dari beliau semangat untuk kerja masih sangat kuat, dari kedua lansia ini maka muncullah KOIN KANNE’ sebagai bentuk kepedulian terhadap Lansi-Lansiaku”
Pasca disposting di Medsos, kondisi dua Lansia itu menjadi viral dan tidak sedikit mendapat simpatik dari berbagai kalangan.
Seperti Kepala Dinas Sosial Kabupaten Mamuju Tengah, Hj. Asmirah Djamal setelah mendapat informasi tersebut langsung mendatangi lokasi dimana kedua lansia itu tinggal.
Kunjungan Kadis Sosial tersebut didampingi Kabid Perlindungan dan Jaminan Sosial, Korkab PKH, Peksos dan Fasilitator SLRT dengan membawa Kebutuhan Dasar dan Uang Tunai sebagai wujud kepedulian Kadis Dinsos terhadap masalah-masalah sosial yang terjadi di Kabupaten Mamuju Tengah.
Diketahui bahwa, Kakek dan nenek yang beritanya sempat viral ini masih memiliki hubungan keluarga (saudara sepupu red) dan tinggal di sebuah rumah dalam area kebun sawit.
Melalui sambungan WhatsApp, Kamis (7/3/2019), Hj. Asmira Djamal menuturkan hasil kunjungannya ke rumah Sitti Muda dan Salihin. Kedua Lansia ini ternyata tinggal di rumahnya itu sejak bertahun tahun yang lalu.
“Nenek Sitti muda bukannya tidak punya keluarga, Sitti Muda punya anak yang biasa di panggil Uwi tinggal di Desa Polo Lereng Kecamatan Pangale, sementara Salihin punya cucu bernama Astriana, tinggal di Desa Polo Camba yang setiap hari datang untuk menjenguk dan membawakan beras, membantu menyediakan air untuk keperluan sehari-hari dan membantu pekerja di kebun sawit milik nenek Sitti Muda. Sesekali anak nenek ini juga menginap,” tutur Kadis Sosial.
Lanjutnya, Nenek Sitti Muda juga mengaku sudah seringkali diajak oleh anaknya untuk tinggal bersama di rumah anaknya, begitupun dengan kakek Salihin sudah seringkali diajak untuk tinggal bersama keluarga karena kondisi kakek dan nenek yang dalam keadaan tidak bisa melihat.
“Keluarga khawatir kakek dan nenek akan kelaparan meskipun punya bahan makanan karena tidak bisa mengolahnya. Namun Kakek dan Nenek ini lebih memilih tempat tinggal yang sekarang dengan alasan sudah nyaman dan khawatir kalau rumah ditinggal, maka barang dan ayam peliharaan akan kemalingan,” jelasnya.
Asmira menjelaskan, Dinas Sosial Kabupaten Mamuju Tengah juga telah melaksanakan pendataan lanjut usia di tahun 2018 serta fasilitasi rekomendasi pembuatan BPJS bagi kakek dan nenek ini. Sehingga saat ini nama Kakek Salihin dan Nenek Sitti Muda sudah terdaftar dalam Basis Data Terpadu (BDT) dan akan menerima bantuan sosial lanjut usia dari Kementerian Sosial tahun 2019, serta telah di proses untuk masuk sebagai penerima manfaat program PKH tahun 2019.
“Informasi ini sekaligus diharapkan dapat menjadi klarifikasi terhadap berita yang telah terlanjur beredar (viral) di masyarakat. Sebelumnya pihak keluarga tidak ingin dipublikasikan namun karena terlanjur viral maka kami (Dinas Sosial red) kembali klarifikasi,” ungkap Asmira. (Ach/one)