Mateng, 8enam.com.-Bangsa indonesia di didirikan atas dasar keberagaman, beragam suku, agama, budaya dan adat istiadat, itulah indonesia. Dan itulah kekayaan bangsa indonesia yang perlu dilestarikan sepanjang masa. Olehnya itu, Asiten 1 Bidang Pemerintahan Skretariat Daerah (Setda) Kabupaten Mamuju Tengah (Mateng), Ishaq Yunus mengajak untuk melestarikan akar budaya melalui parade ogoh-ogoh.
Hal tersebut disampaikan Ishaq Yunus saat membuka parade ogoh-ogoh yang dilaksanakan oleh DPK Peradah Kabupaten Mateng, di halaman kantor Bupati Mateng kawasan Kota Terpadu Mandiri (KTM) Tobadak, Kecamatan Tobadak, Minggu (11/3/2018)
Ishaq Yunus katakan, parade ogoh-ogoh yang dilaksanakan hari ini menunjukan bahwa itulah pilar pendirian bangsa indonesia.
Bupati Mateng lanjutnya memberikan ruang yang sama kepada seluruh pemeluk agama yang ada di Kabupaten Mateng untuk melaksanakan ibadah menurut agama dan kepercayaanya. Oleh karena itu, Kabupaten Mateng di Bumi Lalla Tasisara ini, memberikan ruang yang sebesar-besarnya kepada seluruh agama, seluruh kebudayaan yang ada di Kabupaten Mateng untuk tumbuh subur dan berkembang.
“Melalui parade ogoh-ogoh ini bisa menjadi pemicu bagaimana melestarikan akar budaya bangsa, karena negeri kita sudah didirikan oleh beranekaragam budaya, suku dan bangsa,” ujarnya.
Dijelaskanya, parade ogoh-ogoh ini, bukan hanya seremonialnya saja yang bisa di petik, tapi bagaimana memaknai parade ogoh-ogoh. Kalau itu dimaknai mengusir roh jahat, bahwa kedepan bagaimana membangun Kabupaten Mateng dengan keberagaman dan kebersamaan. Sehingga apa yang menjadi visi misi Bupati bisa di wujudkan. Yaitu ingin mewujudkan Kabupaten Mamuju Tengah yang maju, Sejahtera dan mandiri.
Untuk meraih semua itu lanjutnya lagi, dibutuhkan kerjasama semua pihak, seluruh elemen masyarakat. Karena tanpa dukungan seluruh elemen masyarakat, yakinlah bahwa cita-cita itu akan menjadi sebuah mimpi.
“Melalui parade ogoh-ogoh ini kita lestarikan akar budaya bangsa kita, mari kita jadikan sebagai wahana mempererat persatuan kita. Perbedaan bukanlah masalah, perbedaan adalah kekayaan bangsa kita untuk terus kita pupuk, terus kita lestarikan, karena kehidupan ini terus berkesinsmbungan. Sehingga apa yang kita laksanakan hari ini, bisa menjadi warisan anak cucu kita di kemudian hari,” ucapnya. (Ra)