
Mamasa, 8enam.com.-Seperti yang di beritakan sebelumnya, siang tadi sekitar Pukul 10:30 Wita, jumlah pengungsi gempa Mamasa yang ditampung di Lapangan Kesuma Sumarorong sekitar 500 orang. Namun Saat sekarang ini jumlah pengungsi yang memasuki Wilayah Kecamatan Sumarorong sudah mencapai 3.786 jiwa termasuk anak-anak, Balita bahkan beberapa diantara mereka yang berusia lanjut.
Menurut para Pengungsi yang baru saja Masuk di Wilayah Kecamatan Sumarorong terhitung, Selasa (6/11/2018) malam pukul 20:00 wita, mereka awalnya enggan meninggalkan Mamasa, namun karena gempa yang tidak kunjung berhenti membuat mereka semakin panik dan memilih meninggalkan Mamasa.
Data yang diperoleh dari Posko Penanganan Pengungsi, sekitar 3.786 pengungsi telah Berada di Kecamatan Sumarorong yang tersebar di Berbagai Tempat diantaranya Kelurahan Tabone, Kelurahan Sumarorong, Desa Sasakan dan Desa Tadisi.
Selain itu pengungsi juga untuk sementara menginap di rumah keluarga yang dianggap aman. Seperti halnya dirumah Salah Satu Warga kelurahan Sumarorong, Andi Waris Tala.
Andi Waris menuturkan, Jumlah pengungsi yang di tampung dirumahnya sebanyak 40 orang yang berasal dari Desa Taupe Kecamatan Mamasa, diantaranya 27 dewasa,10 balita dan 3 orang Lanjut Usia (Lansia).
“Kami menampung pengungsi untuk nginap dirumah kami, karena kami merasa hiba dan Kasihan melihat anak Balita mereka dan beberapa diantara mereka yang sudah Lansia,” terang Andi Waris.
Sementara Kepala Seksi Pemerintaha Dan Penertiban Kecamatan Sumarorong, Mece Marike menjelaskan bahwa, pengungsi Gempa Mamasa untuk sementara ditempatkan di Lapangan Kesuma Sumarorong, sekolah-sekolah sekitar Kota Sumarorong, dan Rumah Warga.
Soal penanganan lanjutnya, pihak Tripika telah Berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah khususnya BPBD kabupaten Mamasa.
“Dipilihnya Lapangan Kesuma Sumarorong sebagai titik penampungan pengungsi, sebab Lapangan Kesuma Berdekatan dengan Fasilitas Umum seperti Puskesmas, Pasar serta Fasilitas lainnya,” ujarnya.
Lanjut Mece Marike, proses penanganan pengungsi berjalan normal dan lancar, karena Seluruh elemen terlibat langsung dalam proses penanganan.
Mec juga Menyampaikan Permintaan Maaf sebab penanganan dihari Pertama kepada segenap pengungsi belum sepenuhnya berjalan sesuai harapan pengungsi. Hal ini disebabkan karena penataan tempat bersifat dadakan. Namun dapat dipastikan bahwa kondisi hari pertama tidak lagi seperti hari hari berikutnya.
Disinggung soal Logistik Para Pengungsi, Mece menjelaskan bahwa Logistik berupa makanan yang ada di posko masih sangat terbatas. Bantuan yang masuk untuk sementara berasal dari masyarakat sekitar diantaranya Dari PAC PKS Kecamatan Sumarorong berupa Mie Instan, Air Mineral dan Biscuit.
“Bantuan pertama yang masuk di POSKO berasal dari Andi Waris Tala Pengurus PKS Kecamatan Sumarorong berupa Mie Instan, Air Mineral, dan Biskuit,” ungkapnya. (JOIN)