Kolaka Utara, 8enam.com.-Sebanyak 1.100 peserta ikuti Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo, dilaksanakan secara virtual pada 22 Juli 2021 di Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara, dengan tema “Lindungi Diri, Pahami Fitur Keamanan Digital”.
Program ini menghadirkan empat narasumber yang terdiri dari Senior Manager Public Policy and Government Relations Gojek Indonesia, Timur Mohammad Khomeiny; praktisi dan konsultan hukum, Abdul Rajab Sabarudin R.; Direktur Prisma Komunika, Canny Franky Watae; dan pemengaruh (influencer) sekaligus pengusaha, Gabriella Frolyn. Adapun yang bertindak sebagai moderator adalah Rachman Pratama selaku jurnalis sekaligus naravlog. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan peserta 57.550 orang.
Sebagai pemateri pertama, Mohammad Khomeiny membawakan materi “Tips dan Trik Bertransaksi Digital dengan Mudah dan Aman”. Menurut dia, potensi ekonomi digital di Indonesia terus berkembang, dari angka US$ 40 miliar tahun ini, diproyeksikan akan menjadi US$ 130 miliar pada tahun 2025.
“Namun, warganet juga perlu hati-hati karena modus penipuan transaksi di internet semakin marak,” pesan dia.
Gabriella Frolyn menyampaikan materi berjudul “Memahami Aturan Bertransaksi di Dunia Digital”. Ia mengatakan, cara-cara bertransaksi yang aman, antara lain pilih penjual dengan reputasi yang baik serta menyediakan jasa keuangan, selalu menjaga privasi gawai, hindari fasilitas wifi publik, jaga kerahasian sandi ataupun one time password (OTP), simpan bukti transaksi, dan riwayat percakapan.
“Warganet juga bisa memanfaatkan e-dagang dengan perantara lokapasar,” ujar Gabriella.
Abdul Rajab Sabarudin membawakan tema tentang “Cara dan Legalitas Bayar Tagihan Online”. Ia mengungkapkan, terdapat dua jenis pembayaran digital yang berlaku di Indonesia, yaitu uang elektronik dan dompet digital. Adapun standarisasi penyedia uang digital, adalah perizinan dari BI, berbentuk perusahan bank atau lembaga lain yang bergerak pada usaha sistem pembayaran, dan sudah memenuhi aspek kelayakan serta persyaratan usaha.
“Dompet digital yang terdaftar juga telah memenuhi kecukupan syarat modal awal disetor paling sedikit Rp 3 miliar sebagai antisipasi bila terjadi persoalan yang merugikan konsumen,” jelasnya.
Canny Franky Deddy Watae, sebagai pemateri terakhir, menyampaikan materi mengenai “Jenis-Jenis Penipuan di Internet dan Cara Menghindarinya”. Ujarnya, beberapa tipe atau modus penipuan di internet, antara lain pencurian data pribadi, kejahatan lewat situs atau laman palsu, toko daring fiktif, serta penipuan berkedok rekrutmen.
“Amankan data pribadi seperti nomor rekening, kata sandi, nama lengkap, nama ibu kandung, dan nama keluarga inti,” tegasnya.
Setelah pemaparan materi oleh semua narasumber, kegiatan dilanjutkan sesi tanya jawab yang dipandu moderator. Salah satu peserta, Kartini, bertanya tentang kiat toko daring agar terhindar dari pembeli yang mengirim bukti transfer palsu. Abdul Rajab menanggapi bahwa penjual harus rajin mengecek riwayat dan saldo rekening serta lengkapi gawai dengan fitur mobile banking.
Program Literasi Digital mendapat apresiasi dan dukungan dari banyak pihak karena menyajikan konten dan informasi yang baru, unik, dan mengedukasi para peserta. Kegiatan ini disambut positif oleh masyarakat Sulawesi.
Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi akan diselenggarakan secara virtual mulai dari Mei 2021 hingga Desember 2021 dengan berbagai konten menarik dan materi yang informatif yang disampaikan narasumber terpercaya. Bagi masyarakat yang ingin mengikuti sesi webinar selanjutnya, informasi bisa diakses melalui https://www.siberkreasi.id/ dan akun sosial media @Kemenkominfo dan @siberkreasi, serta @siberkreasisulawesi khusus untuk wilayah Sulawesi. (***)