Minggu , Juni 1 2025
Home / Daerah / Hasto Wardoyo Sebut, Untuk Menurunkan Angka Stunting Adalah Membangun Komitmen

Hasto Wardoyo Sebut, Untuk Menurunkan Angka Stunting Adalah Membangun Komitmen

 

Makassar, 8enam.com.-Kepala BKKBN RI, dr. Hasto Wardoyo secara resmi membuka kegiatan peningkatan kapasitas pengelola program Bangga Kencana bersama mitra kerja dalam Rangka Percepatan Penurunan Stunting Sulawesi Barat tahun 2023.

Kegiatan yang diikuti 300 orang peserta di langsungkan di Phinisi Ballroom Claro Hotel Makassar, Senin (18/12/2023), malam.

Dalam sambutannya, kepala BKKBN RI dr. Hasto Wardoyo mengatakan bahwa salah satu yang harus dilakukan untuk menurunkan angka stunting adalah membangun komitmen.

“Saya melihat komitmen Pj. Gubernur Sulbar sangat bagus dan sangat tinggi. Ia menggerakkan PNS nya untuk menjadi Bapak Asuh Anak Stunting. Sehingga stunting bisa diperhatikan oleh semua pihak,” kata Hasto Wardoyo

Usaha kedua, kata Hasto, kita harus melakukan edukasi massif melalui media, supaya semua masyarakat faham tentang apa itu stunting, bagaimana cara penangaanannya, dan apa bahayanya stunting.

“Usaha ketiga, kita harus konvergen, semua pihak harus mengeroyok dan mengarah kepada stunting. Misalnya, PKH dari Kementerian Sosial, dibagikan kepada orang tidak mampu sekaligus yang terkena stunting. Seperti Kementerian PUPR membangun jamban dan rumah tidak layak huni diperbaiki. Hal ini juga berdampak pada penurunan stunting,” ujarnya.

Menurutnya ketersediaan makanan bagi masyarakat harus dilakukan. Jangan sampai ada desa rawan pangan sehingga operasi pangan oleh badan pangan nasional harus terus dilakukan untuk memastikan pasokan terjaga.

“Kelima, pendataan harus bagus karena bagaimana mau melakukan treatmen jika data yang dimiliki tidak akurat. Seperti penimbangan bayi harus mencapai 90 persen. Jadi lima hal inilah yang harus kita lakukan,” tambahya.

Selain itu, lanjut Hasto, mental health. Oleh sebab itu, saya katakan bangunlah jiwanya, bangunlah raganya. Jika raga itu sukses, maka jiwanya jangan dilupakan.

“Ada anak-anak sejak lahir pertumbuhan fisiknya bagus dan tidak stunting, tapi jiwanya belum tentu sehat. Dan akhir-akhir ini, mental disorder adalah gangguan jiwa sebenarnya. Hanya saja mental disorder itu gangguan jiwa ringan,” ujarnya.

Menurut riset kesehatan dasar Tahun 2013, dari 100 remaja, 6,1 persennya memiliki potensi ODGJ. Saat ini dari 100 orang remaja 9,8 persennya memiliki bakat ODGJ. Berarti trend terjadinya ODGJ terus meningkat.

ODGJ tahun 2013 diangka 1,7 per 1000 orang. Sekarang naik menjadi 7 per 1000 orang. Kenaikan ini sangat pesat.

“Bahayanya apa? Pertama, narkotika semakin meningkat dikarenakan semakin banyak orang stres maka semakin banyak pelariannya ke narkotika. Buktinya, saat ini rutan-rutan 60 persen isinya adalah pengguna narkotika. Kedua, perceraian keluarga makin tinggi dikarenakan banyak toxic,” tutup Hasto Wardoyo.

Diketahui kegiatan itu di hadiri Wakil Bupati se-Sulbar selaku Ketua TPPS Kabupaten, Direktur Bina Penggerakan Lini Lapangan BKKBN RI, I Made Yudhistira Dwipayama, Kepala BKKBN Sulsel, Shodiqin, Kepala BKKBN DIY, Andi Ritamariani, Kepala BKKBN Maluku Utara, Nuryamin, Ketua Umum DPP IPeKB Indonesia, Anita Latifah.

Selain itu turut hadir, Sekretaris BKKBN Sulsel, Faizal Fahmi; Sekjend DPP IPeKB Indonesia; Ketua DPD IPeKB Indonesia Sulbar; Ketua DPD IPeKB Indonesia Sulsel; Ketua PJK Sulbar, Hj. Rostiawaty Arhus; Ketua PJK Sulsel, H. Abdullah Kemma dan undangan lainnya. (edo)

Check Also

Gubernur Sulbar Minta BPK Ikut Memberikan Pengawasan Program Prioritas

Mamuju, 8enam.com.-Gubernur Sulawesi Barat (Sulbar), Suhardi Duka (SDK) menghadiri acara Ulang Tahun (Ultah) Badan Pengawasan …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *