Rabu , Juni 18 2025
Home / Daerah / Hari Santri Nasional Harus Menjadi Tonggak Untuk Bela Agama Dan Negara

Hari Santri Nasional Harus Menjadi Tonggak Untuk Bela Agama Dan Negara

Mateng, 8enam.com.-Momentum Hari Santri Nasional ke IV tahun 2018, harus menjadi tonggak bela agama dan bela Negara seklaigus untuk menangkal faham radikalisme. Hal itu disampaikan oleh aktivis KAMMI, Abd Wahab saat dihubungi via WhatsApp, Senin (22/10/2018).

“Kalau kita membaca sejarah Tonggak bela agama dan bela negara, sudah diperjuangkan oleh para pahlawan saat melawan penjajah dulu,” ujar Abd Wahab.

Dia katakan, Pendiri Nahdatul Ulama (NU), KH. Hasyim Asy’ari pernah mengguncang Indonesia dengan fatwanya yang fenomenal pada 22 Oktober 1945, yakni resolusi jihad. Resolusi hasil musyawarah para kyai se-Indonesia itu berisi seruan agar para pejuang bertahan dan berdaulat sebagai bangsa dan negara.

“Membela tanah air dari penjajah hukumnya wajib. Para ulama mendeklarasikan perang melawan penjajah sebagai perang jihad,” ungakapnya.

Lanjutnya, peran para santri dalam merebut kemerdekaan Indonesia sangat besar. Namun, revitalisasi santri mengalami pasang surut. Hingga akhirnya Kebijakan Hari Santri Nasional menjadi momen peringatan resmi oleh Pemerintah dengan harapan kiprah para santri kembali ke khitahnya, salah satunya menjaga keutuhan NKRI.

“Tentu kita patut bangga sabagai anak bangsa dimana banyak lahir pemimpin bangsa dari kalangan santri, tanpa menapikan kepemimpinan dari latar belakang yang lain sebagai negara yang menganut Syistem demokrasi,” ujar Abd Wahab yang juga ketua Jaringan Pemuda Remaja Masjid (JPRMI) Sulbar.

“Sebagai santri sekaligus anak Bangsa, kita ingin membumikan jiwa santri sejati demi masa depan generasi anak negeri, bahwa bersama Santri, damaila negeri, Ayo Lebih baik untuk santri dan indonesia,” sambungnya.

Menurutnya, Santri harus mengambil spirit para pendahulunya, bagaimana dia kembali kepada khittahnya dalam menjaga NKRI sebagai pertanggung jawaban ummat dan negara.

Dia berharap kepada pemerintah republik indonesia, bagaiamana lembaga pendidikan di pondok pesantren sebagai embrio kelahiran para santri diberikan hak yang sama dalam hal porsi kebijakan sebagaiamana lembaga pendidikan umum, sehingga yg terkesan adalah kontribusi anak didik bangsa kepada negaranya bukan malah pendiskriditan antara lembagga pesantren dan lembaga pendidikan umum. (one)

Check Also

Dukung Pendidikan Berkualitas, Gubernur Suhardi Duka Apresiasi Peresmian Kantor GTK

Mamuju, 8enam.com.-Gubernur Sulbar, Suhardi Duka (SDK) menghadiri peresmian Gedung Kantor Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *