Mamuju, 8enam.com.-Dinas Perkebunan Sulawesi Barat (Sulbar) dan PT. Mars Symbioscience Indonesia mengadakan rapat koordinasi untuk menindaklanjuti Perjanjian Kerja Sama (PKS) terkait pengembangan komoditas kakao.
Pertemuan yang digelar secara hibrid (luring dan daring) pada Selasa, 9 September 2025 ini bertujuan mempercepat program-program kerja sama untuk periode 2025-2026.
Rapat dipimpin oleh Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perkebunan Sulbar, Muh. Faizal Thamrin, dan dihadiri oleh seluruh kepala bidang, pejabat fungsional, serta tim dari PT. Mars Symbioscience Indonesia.
Diskusi utama berfokus pada progres program, mulai dari peningkatan kapasitas SDM petani hingga pengolahan pascapanen kakao.
Kolaborasi ini sejalan dengan misi Gubernur Sulbar Suhardi Duka dan Wakil Gubernur Salim S. Mengga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif dan membangun SDM unggul melalui sektor pertanian.
Muh. Faizal Thamrin menjelaskan bahwa rapat ini merupakan bentuk pertanggungjawaban atas progres pelaksanaan kegiatan kepada pimpinan. Hal senada juga disampaikan oleh Sohra Sahama, perwakilan dari PT. Mars Symbioscience Indonesia.
“Kami melaksanakan rapat bulanan ini sebagai bentuk pelaporan kepada pimpinan mengenai progres pelaksanaan kegiatan,” kata Sohra.
Percepatan di Lapangan Jadi Fokus Utama
Dalam pertemuan tersebut, Sohra Sahama meminta Dinas Perkebunan Sulbar untuk segera bergerak cepat dan berkesinambungan.
“Kami minta Tim Dinas Perkebunan Sulbar segera melaksanakan kegiatan mapping dan proper test untuk percepatan kegiatan,” tegasnya.
Menanggapi permintaan tersebut, Kepala Bidang Perbenihan dan Produksi, Muliadi, menyatakan kesiapannya.
Pihaknya akan segera melakukan pemetaan di lapangan untuk mempersiapkan para petani yang akan dikirim untuk pelatihan di PT. Mars Symbioscience.
“Terkait petani atau petugas, kami punya perencanaan untuk membangun kawasan sebelum mereka berangkat,” ungkap Muliadi.
Dengan adanya rapat ini, diharapkan pelaksanaan program kerja sama antara Dinas Perkebunan dan PT. Mars dapat berjalan lebih terstruktur dan terorganisir, sehingga mampu menggenjot produksi dan kualitas kakao di Sulbar dari hulu ke hilir. (Rls)