Mamuju, 8enam.com.-Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar), Mahdiana B, memaparkan isu-isu strategis dan Rencana Strategis (Renstra) Dinkes Sulbar untuk periode 2025–2029.
Paparan ini disampaikan dalam acara Validasi Data Kesehatan Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) di Hotel Aflah, Mamuju, pada Selasa, 9 September 2025.
Acara yang diikuti oleh 75 peserta dari dinas kesehatan kabupaten/kota se-Sulbar ini bertujuan untuk menyelaraskan program kesehatan di seluruh wilayah. Dalam paparannya, Mahdiana menekankan bahwa Sulbar masih menghadapi tantangan serius di sektor kesehatan, terutama tingginya beban penyakit menular dan tidak menular.
Berdasarkan data tahun 2024, angka kesakitan rata-rata di Sulbar mencapai 51,32%. Angka ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kondisi sosial, ekonomi, lingkungan, dan akses layanan kesehatan yang belum merata.
“Angka kesakitan yang masih tinggi menunjukkan perlunya penguatan program pencegahan, pemerataan akses layanan kesehatan, dan peningkatan edukasi masyarakat. Hal ini harus menjadi fokus bersama dalam Renstra 2025–2029,” ujar Mahdiana.
Langkah ini sejalan dengan visi Gubernur Suhardi Duka dan Wakil Gubernur Salim S Mengga untuk membangun sumber daya manusia yang unggul dan berkarakter melalui program pembangunan kesehatan.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Dinkes Sulbar, dr. Nursyamsi Rahim, menambahkan bahwa melalui program Quick Wins Sulbar Sehat, Dinkes telah merumuskan sembilan indikator prioritas untuk dipercepat. Hal ini dilakukan demi mewujudkan masyarakat yang sehat, produktif, dan sejahtera. (Rls)