Rabu , Juni 18 2025
Home / Daerah / Diduga Bendungan Kayu Angin Penyebab Banjir Di Desa Banua, Ini Tanggapan Kepala Satker PJPA Sulbar

Diduga Bendungan Kayu Angin Penyebab Banjir Di Desa Banua, Ini Tanggapan Kepala Satker PJPA Sulbar

Majene, 8enam.com.-Banjir yang sering melanda Desa Banua, Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene, beberapa waktu terakhir ini diduga penyebabnya pembangunan bendungan Kayu Angin.

Bendungan Kayu Angin sendiri merupakan mega proyek yang dikerjakan oleh Balai Wilayah Sungai Sulawesi III, yang menelan anggaran hingga Rp 40 Milliar secara bertahap.

Menurut salah seorang warga yang identitasnya enggan ditulis menuturkan, sejak pembangunan bendungan tersebut, banjir kerap datang mengenangi pemukiman warga.

“Kalau bukan karena bendungan, tapi kok baru sekarang ini sering banjir,” tutur salah seorang warga yang enggang dibeberkan identitasnya saat dikonfirmasi Via telfon, Kamis (4/1/2018)

Dia juga mengatakan, sudah 3 kali banjir datang, sepertinya tidak ada itikad baik pemerintah untuk menyelesaikan masalah diatas.

“Baru-baru ini Pemerintah bilang itu karena kejadian alam biasa, kenapa kok baru sekarang yaa banjir setelah bendungan itu dibangun,” katannya.

“Kami ingin respon lebih dari pemerintah, bukan mengatakan itu kejadian yang biasa ini,” tambahnya.

Meskipun tidak menimbulkan kerugian yang berarti lanjutnya, namun hingga saat ini masyarakat merasa was-was kalau banjir lagi datang dengan kekuatan debet air yang lebih besar.

“Itu tembok pagarnya orang sudah roboh, takutnya ada banjir dan lebih besar, apalagi masih musim hujan sekarang,” ungkapnya.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Satuan Kerja (Satker) PJPA Sulbar, Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi III, Daniel menjelaskan, waktu banjir terahir itu, meluap juga di hilir Bendungan sampai setinggi 1 meter di lahan pertanian.

“Kemungkinan ini terbesar sepanjang 20 tahunan. Karna bukan cuma di bagian hulu bendungan, tapi juga di bagian hilir bendungan meluap sampai ke jalan. Bisa di cek di masyarakat bagian hilir bendungan,” ujar Daniel.

Dia akui, memang ada dampak tapi tidak signipikan. Meskipun demikian, Tahun 2018 di Balai sudah ada anggaran untuk pembanguna pengaman tebing dibagian hulu sungai atau bagian hulu bendungan.

“Kedepan, bendungan akan kami lengkapi dengan tenaga penjaga bendung, pada waktu banjir pintu penguras akan selalu dibuka untuk mengurangi genangan,” ungkapnya.

Daniel katakan, Balai akan melakukan study penanganan masalah yang sering terjadi, itu sementara balai programkan. Karna bendungan di Desa Kayu Angin, Kecamatan Malunda dibangun awalnya dari balai Pompengan Jeneberang, dan selesai tahun 2015 untuk bangunan bendung. Dan jaringan saluran irigasinya dilanjutkan oleh Balai Wilayah Sungai Sulawesi III Palu. (edo)

Check Also

Kepala Bapperida Sulbar Sebut Investasi di Bidang Kesehatan Kunci SDM Unggul dan Ekonomi Daerah

Mamuju, 8enam.com.-Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Riset dan Inovasi Daerah (Bapperida) Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) Junda …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *