Mateng, 8enam.com.-Untuk menghasilkan sebuah program pembagunan yang optimal, maka dibutuhkan sinergitas program dan keterlibatan semua stakeholder
Hal tersebut disampaikan oleh Sekkab Mateng, H. Aakary Anwar, saat memberikan sambutan pada Pencanangan Program Kamu Bisa (Kampung Kumuh Berbenah Untuk Indonesia), Lounching Aplikasi Sipakacoa (Sistem Informasi Pengawasan Kegiatan Construction Aman) dan Warung Sinta Tobadak (Sistem Informasi Infrastruktur Pemukiman Kawasan Perkotaan Tobadak), Jum’at (2/11/2018).
Kegiatan tersebut digelar di Dusun Lomba Balua, Desa Topoyo, Kecamatan Topoyo Kabupaten Mateng, dihadiri oleh Ketua DPRD Kabupaten Mateng, H. Arsal Aras, Kepala Disdukcapil Sulbar, Kepala OPD Lingkup Pemkab Mateng dam Para Relawan Kamu Bisa
“Mamuju tengah pada bulan Desember 2018 sudah memasuki usia 6 tahun, dan Alhamdulillah RT RW kita sudah ditetapkan oleh DPRD. Dan saat ini sementara kita menyusun Rancangan Detail Tata Ruang Kota,” ujar Askary.
Askary katakan, kawasan kumuh adalah sebuah kawasan yang membutuhkan perhatian. Dia mengatu saat ini pihaknya belum menerima data dari Dinas Perumahan berapa kebutuhan perumahan yang ada di Mateng, berapa luasan hektar kawasan kumuh yang ada di Mateng. Hanya disampaikan ada 17 titik kawasan kumuh, untuk itu areanya harus diukur datanya harus jelas karna itu akan jadi perhatian dan interpensi pemerintah.
Lanjutnya, Jika secara umum pemerintah pusat sudah menginterpensi mengurangi angka kawasan kumuh di indonesia berkisar 18 persen, berarti masih banyak dan tidak menutup kemungkinan akan bertambah, karna mobilisasi peningkatan penduduk tinggi, kebutuhan akan perumahan tinggi, jika tidak dikendalikan dengan aturan yang jelas maka akan tercipta kawasan-kawasan kumuh yang baru.
“Untuk itu kita harus punya regulasi yang jelas, harus diatur dan ditata dengan baik, jangan sampai kawasan tersebut sudah tidak bisa lagi untuk dibagun rumah malah kita bagun rumah ditempat tersebut misalnya. inilah yang menjadi perhatian kita dan semua stakeholder,” ungkapnya.
Askary mengapresiasi kegiatan tersebu, karena dilibatkan semua stakeholder terutama anak-anak mudah yang cerdas ini, mereka punya motivasi dan semangat dan membantu bersama-sama untuk mensukseskan kegiatan ini.
“Inilah yang menjadi perhatian kita, karna kawasan kumuh itu indikatornya jelas, misalnya infrastrukturnya kurang baik, air bersihnya dan sanitasinya bagimana, apalagi sesuai dengan program pemerintah air bersih dan sanitasinya harus on the trak,” ujarnya.
“Sekarang ini kita tidak bisa terlepas dari tehnologi, kita harus memanfaatkan tehnologi untuk membuat pelayanan masyarakat kita menjadi semakin bagus, sistim pengawasan pelaksanaan program pemerintah melalui aplikasi ini sudah lama kita terapkan, tetapi ini adalah model baru yang bisa kita jadikan rool model, dan semua masyarakat dapat mengakses melalui Aplikasi ini dan inilah yang harus menjadi tanggung jawab pemerintah, kardna ditahun 2019 wajib kita menggunakan Eplenning, Emonitoring, Ebajeting. Semua harus tersistem melalui sistem Aplikasi, apakah itu melalui sistem aplikasi yang dikeluarkan oleh BPKP dan sebagainya,” pungkasnya.(Ysn Hms/one)