8enam.com Media Online Sulawesi Barat
Mamuju, 8enam.-Dari data yang disampaikan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mamuju, update data terbaru korban banjir Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar) bertambah menjadi 2.488 KK (2.488 unit rumah) atau 7.854 jiwa, Rabu (12/10/2022).
Adapun data yang dilaporkan terdampak banjir, yakni Kecamatan Mamuju dan Kalukku.
Untuk Kecamatan Kalukku ada tambahan 1 desa dan kelurahan, yakni Desa Sondoang dan Kelurahan Bebanga. Sedangkan untuk Mamuju ada 1 desa yang terdampak, yakni Desa Tadui.
Di Desa Sondoang, Kecamatan Kalukku, ada 1 dusun, yakni Dusun Batang Barana dengan jumlah 60 KK atau 172 jiwa.
Sedangkan Kelurahan Bebanga ada 12 lingkungan yang terdampak, yakni:
Lingkungan Kampung Baru dengan jumlah 110 KK atau 320 jiwa.
Lingkungan Lari dengan jumlah 184 KK atau 539 jiwa.
Lingkungan Ahuni Selatan dengan jumlah 30 KK atau 87 jiwa.
Lingkungan Ampallas Selatan dengan jumlah 45 KK atau 135 jiwa.
Lingkungan Ahuni Pili dengan jumlah 54 KK atau 162 jiwa.
Lingkungan Makkarama dengan jumlah 36 KK atau 102 jiwa.
Lingkungan Kanang-kanang dengan jumlah 35 KK atau 105 jiwa.
Lingkungan Rawa Indah dengan jumlah 61 KK atau 192 jiwa.
Lingkungan Kabuang dengan jumlah 110 KK atau 335 jiwa.
Lingkungan Ampallas Utara dengan jumlah 25 KK atau 80 jiwa.
Lingkungan Ahuni Utara dengan jumlah 60 KK atau 184 jiwa.
Lingkungan Lengke dengan jumlah 6 KK atau atau 20 jiwa.
Secara umum dilaporkan ada sebanyak 392 jiwa yang mengungsi di rumah keluarga atau kerabat.
Selain itu, disampaikan juga jumlah fasilitas umum yang mengalami kerusakan, yakni:
Sebanyak 6 unit rumah hanyut.
Rumah rusak berat tertimpa longsor sebanyak 13 unit.
Tiang listrik tumbang 3 unit.
Kantor desa terendam lumpur 1 unit.
SD terendam lumpur 1 unit.
Puskesmas terendam lumpur 1 unit.
Jembatan rusak 1 buah.
Kemudian dari data yang disampaikan Kepala Pelaksana BPBD Mamuju, Muh. Taslim, penyebab banjir dikarenakan intensitas curah hujan yang tinggi pada Selasa 11 Oktober 2022.
Curah hujan yang tinggi juga telah mengakibatkan air sungai Ranga-ranga, Pure dan Ampallas meluap sampai pemukiman masyarakat. Maupun beberapa akses jalan dan sarana umum dengan ketinggian muka air mencapai 50-120 cm.
Selain itu, disampaikan juga upaya penanganan yang dilakukan, berupa evakuasi, menentukan titik pengungsian, membangun tenda pengungsi, melakukan assessment, memberikan bantuan, melakukan pembersihan dan melakukan koordinasi dengan: TNI/Polri, Badan Sar Wilayah Provinsi Sulawesi Barat, Kementerian PU (Balai), Dinas Sosial baik kabupaten maupun provinsi dan BPBD Mamuju. (**)
Advetorial
