
Mamuju, 8enam.com.-Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Sulawesi Barat menegaskan komitmennya dalam memperkuat infrastruktur perikanan sebagai pilar utama peningkatan kesejahteraan nelayan. Pabrik Es Sumare di Kabupaten Mamuju menjadi sorotan utama sebagai bukti keberhasilan implementasi program strategis ini.
Kepala DKP Sulbar, Suyuti Marzuki, menempatkan pengembangan fasilitas seperti pabrik es sebagai prioritas strategis untuk mendukung ketahanan ekonomi kelautan. Pabrik ini merupakan bagian integral dari program unggulan PANCA DAYA yang dicanangkan oleh Gubernur Suhardi Duka dan Wakil Gubernur Salim S. Mengga.
Perangi Food Loss, Jaga Kualitas Ikan
Untuk memastikan operasional berjalan optimal, Kepala Bidang Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan, Muhammad Iqbal Mustamin, melakukan inspeksi langsung ke Pabrik Es Sumare pada Selasa, 23 September 2025.
”Tujuan utama pabrik es ini adalah sebagai benteng pertama dalam memerangi food loss pada hasil perikanan,” ujar Iqbal.
Ia menjelaskan bahwa penanganan dingin mendekati suhu beku (0°C) segera setelah penangkapan sangat krusial. Secara ilmiah, es balok mampu menghambat pertumbuhan bakteri dan aktivitas enzim penyebab pembusukan, sehingga ikan dapat mempertahankan kesegaran, gizi, dan keamanannya lebih lama, yang pada akhirnya meningkatkan nilai jual nelayan.
Dukungan Penuh pada Empat Pilar PANCA DAYA
Keberadaan Pabrik Es Sumare memperkuat empat pilar utama visi PANCA DAYA:
- Daya Saing Ekonomi: Menjaga mutu ikan, meningkatkan nilai jual, dan memperluas akses pasar.
- Daya Dukung Infrastruktur: Menjadi fondasi pengembangan klaster ekonomi pesisir.
- Daya Ungkit SDM: Dikelola oleh masyarakat lokal seperti Bapak Jumail, memberikan efek pemberdayaan langsung.
- Daya Kelola Pemerintahan: Menunjukkan sinergi antar-pemangku kepentingan dan pengelolaan berbasis kinerja.
Hasil Inspeksi: Efisiensi Maksimal
Hasil inspeksi menunjukkan kondisi sangat baik dan efisien. Pabrik Es Sumare memiliki stok yang memadai, dengan 900 balok es tersimpan penuh di ruang pendingin. Bahkan, mesin produksi sempat berhenti beroperasi karena kapasitas penyimpanan telah penuh, menunjukkan efisiensi sistem yang optimal.
Selain itu, fasilitas terawat dengan baik, kebersihan terjaga sesuai standar Good Handling Practices, dan cold storage masih kosong serta siap digunakan sebagai buffer storage bagi hasil tangkapan nelayan.
”Langkah ini bukan hanya soal fasilitas, tetapi tentang membangun sistem perikanan yang berkelanjutan, berdaya saing, dan berpihak pada nelayan,” tutup Iqbal.
Dengan optimalisasi infrastruktur tepat sasaran ini, DKP Sulbar melangkah pasti menuju Sulawesi Barat yang mandiri, sejahtera, dan berdaya saing melalui sektor kelautan dan perikanan. (Rls)
8enam.com Media Online Sulawesi Barat