Mateng, 8enam.com.-Kepada segenap santri, ustadz, segenap siswa dan guru bersama-sama dengan masyarakat, elemen yang lain, Sekkab Mateng, H. Askary mengajak untuk wajib hukumnya menjaga kerukunan bangsa dan menjaga kerukunan NKRI dengan keteladanan, bukan dengan slogan-slogan dan bukan dengan retorika dan perdebatan.
“Saya menghimbau, wajib untuk menolak Radikalisme dan menolak Terorisme baik bersikap ideologis maupun tindakan anarkis, In Shaa Allah Bersama santri damailah Negri, damailah Dunia dan bersama pemimpin yang jujur In Shaa Allah kemakmuran rakyat akan kita capai,” kata Askary pada peringatan hari santri nasional yang berlangsu di pelataran terminal Benteng Tobadak Kecamatan Tobadak, Rabu (23/10/2019).
Askary juga katakan, hari-hari ini kaum santri sedang dihadapi oleh fitnah dan adu domba, berita-berita bohong, hoax yang mengancam keutuhan bangsa dan NKRI, maka kaum santri tidak boleh terpancing, apalagi turut menyebarkan berita bohong, hoax dan turut menyebarkan ujaran kebencian, karena hal itu mengancam kerukunan nasional dan mengancam NKRI.
Sementara Kepala Kantor Kementrian Agama Kabupaten Mamuju tengah, H. Mahmuddin menuturkan, Santri Indonesia harus memahami jati dirinya sebagai orang indonesia yang beragama islam, yang mengikuti paham Ahli Sunnah Wal Jamaah.
“Santri Indonesia menjadi pelopor perdamian persatuan dan kesatuan bangsa indonesia, santri Indonesia yang ada di Mateng tetap menjaga NKRI, Pancasila, UUD 1945 dan Bhineka Tunggal Ika, Santri Mamuju tengah memelihara modernisasi beragama dalam berdakwa baik dalam dakwa Bil Hal maupun Dakwa Bil Lisan,” ucapnya.
Mahmuddin mengajak para santri yang ada di Kabupaten Mateng untuk bersama-sama menolak radikalisme dan terorisme yang dapat mengganggu stabilitas keamanan indonesia dan perdamaian dunia.
“Santri Indonesia yang ada di mateng mari bersama-sama dengan pemerintah untuk berperang melawan narkoba dan hoaks,” ujarnya.
“Santri Indonesia untuk perdamaian Dunia, menjadi orang pintar itu bisa disekolah dimana saja dan dilembaga pendidikan apa saja, namun menjadi orang benar itu hanya diwadah pondok pesantren,” ungkapnya. (Ysn Hms/wan)