
Mamuju, 8enam.com.-Usaha tidak akan menghianati hasil, kalimat ini yang pas untuk Atika anak seorang petani penggarap dari Kabupaten Mamuju yang berhasil menjadi peringkat terbaik pada penerimaan Polri Sulbar.
Prestasi Atika seorang Polwan dengan memperoleh nilai terbaik mengejutkan rekan-rekanya, sementara Atika berasal dari keluarga yang tidak mampu.
Atika mengungkapkan kebanggaannya dan rasa syukurnya atas kelulusannya, “saya tak menyangka bisa meraih hasil terbaik, Alhamdulillah ini berkat doa dari orangtuaku,” tuturnya.
Kabid Humas Polda Sulbar, AKBP Hj. Mashura melalui press rilisnya, Kamis (1/8/2019) mengatakan, Atika adalah salah satu anak kurang mampu yang membuktikan bahwa penerimaan Polri di sulawesi barat betul-betul bersih dan transfaran (prinsip BETAH), serta tanpa ada yang namanya bayar-bayaran, karena syarat kelulusan adalah kemampuan akademik dan kesehatan fisik.
“Yang lebih mengejutkan adalah, Atika sangking kurang mampunya ia bahkan tidak pernah memegang hendpone pribadi, tanah warisanpun tak ada semeterpun yang dilakoni, orang tuanya selama ini hanya sebagai pekerja penggarap tanah orang lain demi mendapatkan sesuap nasi dan membiayayai pendidikan putrinya yang mampu membuktikan dan mewujudkan harapan orang tuanya,” ucap Kabid Humas.
Kabid Humas AKBP. Hj. Mashura juga mengatakan, rekrutmen Polri merupakan dasar dalam perubahan budaya yang ada dalam tubuh institusi Polri, sehingga apabilah salah merekrut, maka dampaknya 10 atau 20 tahun kedepan kepercayaan masyarakat yang saat ini menduduki peringkat ke 3, tentu akan menurut akibat ulah para oknum polri yang salah dalam rekrutmen Polri saat ini.
Kepada peserta yang dinyatakan lulus terpilih kata Kabid Humas, selamat atas keberhasilan yang diraih semoga kelak saudara akan menjadi Bhayangkara penerus bangsa yang profesional serta dicintai masyarakat.
“Sementara bagi peserta yang dinyatakan lulus namun tidak terpilih karena keterbatasan kuota didik, saya berharap anda tetap semangat, jangan berkecil hati. Kegagalan itu hanya keberhasilan yang tertunda masih ada waktu tahun berikutnya,” pesanya.
Untuk diketahui, suasana sidang kelulusan tahap akhir panda Polda Sulbar yang berlangsung di Aula Kantor Gubernur Sulbar pecah dengan tangisan seluruh peserta baik yang berbahagia karena lulus terpilih maupun yang lulus namun tidak terpilih karena keterbatasan kuota.
Dari 200 peserta yang bertahan dengan rincian 173 Polki dan 14 Polwan pada penerimaan polisi umum ditambah 13 Bakomsus maupun talen scouting, hanya 193 diantaranya lulus terpilih dan selebihnya harus berusahan pada penerimaan polisi berikutnya. (HPS)