
Mamuju, 8enam.com.-Gubernur Sulawesi Barat, Suhardi Duka (SDK), secara resmi menegaskan komitmen daerahnya dalam membangun fondasi sumber daya manusia melalui Festival Literasi Sulbar 2025. Dalam ajang ini, gerakan “Sulbar Mandarras” menjadi sorotan utama sebagai strategi mengejar ketertinggalan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Festival yang mengusung tema “Menuju Sulbar Cerdas melalui Gerakan Sulbar Mandarras” ini dibuka langsung oleh Kepala Perpustakaan Nasional RI, Prof. E. Aminuddin Azis, pada Kamis (20/11/2025). Acara ini berlangsung selama tiga hari, 19–21 November 2025, dan dirangkaikan dengan pengukuhan Bunda Literasi Sulbar.
Dalam sambutannya, Gubernur SDK menekankan bahwa literasi bukan sekadar hobi, melainkan fondasi kemajuan. Ia menyoroti rendahnya indeks literasi Sulbar yang berkorelasi lurus dengan rendahnya Human Development Index (HDI).
“Walaupun orang kaya, tapi pengetahuannya rendah, itu bukan sejahtera namanya. Inti pembangunan adalah human development, karena di situ ukurannya: pengetahuan, kesehatan, dan pendapatan,” tegas SDK.
Kebijakan Wajib Baca dan Guru Masuk Perpustakaan
Untuk mengatasi masalah tersebut, Pemprov Sulbar tidak hanya berhenti pada imbauan. Gubernur SDK memaparkan kebijakan teknis Sulbar Mandarras yang telah mendapat asistensi Kemendagri.
Kebijakan tersebut mewajibkan siswa SMA/SMK membaca 20 buku per tahun. Sementara itu, untuk tingkat SD dan SMP di sejumlah kabupaten, diterapkan kewajiban membaca 10 buku.
Tak hanya siswa, tenaga pendidik pun “dipaksa” untuk literat.
“Peraturan Gubernur mewajibkan guru masuk perpustakaan sekali sepekan dan membaca buku, yang kemudian dinilai setara dengan 3 jam pelajaran,” jelasnya.
Menulis sebagai Budaya
Mantan Bupati Mamuju dua periode ini juga membagikan pengalaman pribadinya dalam membudayakan literasi. Ia mengaku selalu menyempatkan diri membaca sebelum melakukan presentasi dan rutin menulis saat bepergian.
“Tulis saja apa yang ada di sekitarmu. Tidak ada orang bisa menulis tanpa membaca lebih dahulu. Dengan banyak membaca, kita bisa berpendapat dan menulis lebih baik,” motivasinya.
Konteks Ekonomi dan Tata Ruang
Dalam kesempatan yang sama, SDK juga memaparkan capaian ekonomi Sulbar yang mulai membaik. Pada triwulan ketiga 2025, pertumbuhan ekonomi Sulbar berhasil menembus peringkat lima nasional. Ia optimis, jika kebijakan literasi dan pembangunan berjalan menyeluruh, ekonomi Sulbar bisa tumbuh 7–8 persen.
Namun, ia juga menyinggung tantangan tata ruang di mana 68 persen wilayah Sulbar masih berstatus kawasan hutan.
“Kami ingin 46 persen jadi kawasan budidaya. Bukan untuk merusak, tapi memberi ruang pembangunan. Kita menjaga kawasan hutan, tapi karbon yang kita hasilkan juga harus dihargai,” tuturnya.
Festival Literasi ini diharapkan menjadi investasi jangka panjang menuju Generasi Emas Sulbar 2045, didukung oleh sinergi dengan Perpusnas RI dan program KKN Tematik Literasi bersama perguruan tinggi. (Rls)
8enam.com Media Online Sulawesi Barat