
Mamuju, 8enam.com.-Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) mengeluarkan peringatan keras menyusul temuan mengejutkan: sebanyak 7,2 Persen anak di bawah usia 18 tahun di Sulbar mengalami risiko hipertensi. Data ini, yang dihimpun dari aplikasi ASIK PTM per 22 Oktober 2025, menjadi sinyal penting bahwa gangguan tekanan darah tinggi kini mengancam generasi muda.
Dari 6.433 anak yang diperiksa, sebanyak 4,9 Persen masuk kategori pre-hipertensi, dan 2,3 Persen sudah terdiagnosis menderita hipertensi.
Plt. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat, dr. Nursyamsi Rahim, menegaskan bahwa pandangan Hipertensi sebagai penyakit orang dewasa harus diubah.
“Data ini menunjukkan bahwa gaya hidup anak-anak kita perlu mendapat perhatian serius. Pola makan tinggi garam, rendah buah dan sayur, serta kurang aktivitas fisik menjadi penyebab utama,” ujarnya.
Analisis lebih lanjut dari Dinkes Sulbar mengidentifikasi sejumlah faktor risiko gaya hidup yang mendominasi:
69,1 Persen anak kurang konsumsi buah dan sayur. 21,5 Persen kurang aktivitas fisik. 6,8 Persen mengonsumsi garam berlebihan.
Untuk menekan laju ini, Dinas Kesehatan melalui program Cek Kesehatan Gratis (CKG) di sekolah-sekolah terus mengintegrasikan pemeriksaan tekanan darah anak sebagai langkah deteksi dini.
Sebagai tindak lanjut, Dinkes merekomendasikan tiga strategi utama, yaitu: Kampanye gizi seimbang, edukasi pengurangan garam berlebih pada makanan rumahan dan kantin sekolah, serta promosi aktivitas fisik dan olahraga di sekolah serta komunitas.
“Kita harus mulai intervensi sejak dini agar generasi kita tumbuh sehat dan produktif,” tutup dr. Nursyamsi. “Melalui edukasi dan kolaborasi lintas sektor, kita ingin memastikan anak-anak Sulawesi Barat terbiasa hidup sehat sejak dini. Inilah langkah nyata mewujudkan visi Sulawesi Barat Maju dan Sejahtera,” tambahnya. (Rls)
8enam.com Media Online Sulawesi Barat