Majene, 8enam.com.-Dinas Perkebunan (Disbun) Sulawesi Barat (Sulbar) bergerak agresif dalam memastikan ketersediaan benih kakao. Dalam rentang waktu Jumat hingga Minggu (10-12 Oktober 2025), Disbun gencar melakukan identifikasi kebun-kebun masyarakat di tiga kabupaten: Mamasa, Polewali Mandar (Polman), dan Majene.
Upaya ini dilakukan sebagai persiapan ambisius Disbun Sulbar untuk peremajaan kakao pada tahun 2026, yang diperkirakan membutuhkan lebih dari 2 juta bibit kakao sambung pucuk. Kebutuhan benih yang masif ini mendorong penangkar lokal untuk berpartisipasi aktif dalam program tersebut.
Kepala UPTD BPSPMBP, Fadlullah, yang juga Pengawas Peredaran Benih Pekebunan di Sulbar, menjelaskan bahwa identifikasi lapangan ini berfokus pada kebun yang potensial sebagai sumber benih, baik untuk batang bawah maupun entres yang berasal dari klon terdaftar dan tertelusur.
“Identifikasi lapangan ini bentuk dukungan kami kepada masyarakat, khususnya penangkar lokal agar mampu memproduksi benih sendiri,” ungkap Fadlullah.
Kegiatan ini sejalan dengan misi Gubernur dan Wakil Gubernur Sulbar, Suhardi Duka – Salim S. Mengga, dalam upaya membangun infrastruktur dan menjaga kelestarian lingkungan hidup.
Rincian Kegiatan Lapangan Disbun:
Mamasa: Monitoring penyaluran benih dan ketersediaan calon kebun sumber benih.
Polman (Desa Riso, Tapango): Pemeriksaan lokasi calon penangkar untuk penerbitan rekomendasi izin produksi benih.
Majene (Desa Ulidang): Pemeriksaan lokasi calon penangkar dan pemeriksaan kebun calon sumber benih.
Dengan langkah proaktif ini, Disbun Sulbar berharap dapat menjamin kualitas dan kuantitas benih kakao yang dibutuhkan, sekaligus memberdayakan penangkar lokal dalam menyukseskan program peremajaan komoditas unggulan daerah tersebut. (Rls)