Selasa , Oktober 14 2025
Home / Daerah / Dari Beijing ke Mamuju, Pejabat Sulbar Dibekali Strategi AI dan “All For One Tourism” dari Tsinghua University

Dari Beijing ke Mamuju, Pejabat Sulbar Dibekali Strategi AI dan “All For One Tourism” dari Tsinghua University


Mamuju, 8enam.com.-Sebanyak 50 pejabat eselon 2 dari Pemerintah Provinsi dan Kabupaten se-Sulawesi Barat (Sulbar) mendapatkan paparan materi berbobot dari akademisi terkemuka Tsinghua University, Tiongkok, dalam lanjutan Pelatihan Digital Leadership Academy (DLA) Sulbar 2025.

Sesi yang digelar Kamis (9/10/2025) ini merupakan hari ke-4 dari pelatihan yang berlangsung 7 hingga 17 Oktober.

Pelatihan DLA, hasil kolaborasi Pemprov Sulbar dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Komdigi) RI, ini menunjukkan komitmen Gubernur Suhardi Duka dan Wagub Salim S Mengga dalam mendorong terciptanya kepemimpinan digital di lingkungan Pemda.

AI Sebagai Mesin Pertumbuhan Ekonomi

Plt. Kepala Dinas Kominfo Sulbar, Muhammad Ridwan Djafar mengemukakan bahwa sesi pagi hari membahas tentang pertumbuhan, globalisasi, dan governance di era digital.

Prof. Gao Yuning dari School of Public Policy Tsinghua University memaparkan bahwa perkembangan internet yang pesat telah mengubah seluruh aspek kehidupan, memotong jarak, dan meningkatkan efisiensi.

Ia menekankan bahwa peningkatan sistem tata kelola digital adalah tren global, di mana regulasi data lintas batas bergerak dari ‘di perbatasan’ menjadi ‘di luar perbatasan’.

“Materi ini sangat menarik, salah satunya digambarkan bagaimana Tiongkok menjadikan AI (Artificial Intelligence) sebagai mesin pertumbuhan baru yang sangat prospek bagi ekonomi di masa depan,” terang Ridwan.

Strategi Pariwisata Terintegrasi : All For One Tourism

Beranjak ke sesi siang, peserta dibekali materi tentang Pariwisata sebagai strategi pembangunan nasional. Narasumber kedua, Prof. Zhang Hui dari Tsinghua University, memperkenalkan konsep ambisius Tiongkok: “All For One Tourism”.

Konsep ini merupakan visi mentransformasi pariwisata dari industri yang terfragmentasi menjadi ekosistem yang terintegrasi, memanfaatkan digitalisasi, inklusivitas, dan keberlanjutan.

“Konsep ini menjawab keinginan wisatawan modern yang menginginkan pengalaman yang lebih otentik, mendalam, dan tanpa hambatan. Dengan konsep ini, Tiongkok tidak hanya menjual tiket masuk ke suatu tempat, tetapi menjual pengalaman hidup di suatu wilayah secara utuh,” pungkas Ridwan, mengutip pemaparan Prof. Zhang Hui. (Rls)

Check Also

Bau Tak Sedap di Tobadak Disorot, DLH Sulbar Turun Tangan, Dorong Pengelolaan Sampah Terpadu di Mamuju Tengah

Mateng, 8enam.com.-Tumpukan sampah di bahu jalan poros Tobadak, Kabupaten Mamuju Tengah, yang menimbulkan bau tidak …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *