Mateng, 8enam.com.-Lidi kelapa sawit selama ini di kumpul dan dibiarkan membusuk di sekitar pohon kelapa sawit, ternyata memiliki nilai ekonomi.
Bahkan lidi Kelapa Sawit jadi peluang bisnis yang bernilai tinggi. Dan berpeluang menjadi salah satu komoditi ekspor.
Melihat bahan baku melimpah, peluang ini dimanfaatkan oleh Chalid Eka Mashaf, pria 41 tahun asal Kota Pare-Pare, Sulawesi Selatan.
Chalid optimis, Mamuju Tengah potensi menjadi salah satu daerah pengekspor lidi kelapa sawit.
“Di sini kan salah satu daerah penghasil sawit, tentu sangat potensi,” ungkap Chalid saat ditemui di gudang penampungan lidi kelapa sawit miliknya, di Jalan Poros Topoyo-Palu, Desa Tobadak, Kecamatan Tobadak, Kabupaten Mamuju Tengah, Jumat (12/8/2022).
Untuk itu, sejak bulan Mei 2022 lalu, ia memutuskan menjadi pengepul lidi kelapa sawit.
Dengan modal pengalaman dan koneksi selama menjadi karyawan ekspedisi pengangkutan batu bara di Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Serta rajin mengikuti pelatihan ekspor impor selama di Jakarta, adalah modal besar baginya untuk menjalankan usaha tersebut.
Hingga kini, ia bersama beberapa karyawannya yang tersebar di wilayah Mamuju Tengah, telah mengumpulkan lidi kelapa sawit sekitar 6 ton.
“Alhamdulillah, kurang lebih tiga bulan beroperasi, kami sudah kumpulkan sekitar 6 ton,” tuturnya.
Meski masih jauh dari target standar pengiriman ekspor yakni 25 ton sekali pengiriman, Chalid optimis lidi yang dikumpulnya dapat diekspor tahun ini.
“Insya Allah, akhir bulan depan atau paling tidak awal Oktober tahun ini bisa kirim ke India,” ungkap Chalid optimis.
Sebagai persiapan ekspor, lidi kelapa sawit yang dibelinya sesuai dengan standar ekspor yakni panjang 90 centimeter, dengan harga per kilo lidi kelapa sawit dibelinya dengan harga Rp 2.500.
Lebih lanjut ia katakan, dengan adanya usaha ini, bisa menambah sumber penghasilan, terutama para ibu rumah tangga.
Ia berharap, warga Mamuju Tengah yang mayoritas petani sawit dapat melihat peluang ini. Sehingga lidi kelapa sawit yang selama ini mungkin dianggap tidak berguna, bisa bernilai ekonomi. (sbm/Amr)