8enam.com Media Online Sulawesi Barat
Makassar, 8enam.com.-Tuntut pemerintah Provinsi Sulbar untuk segera menormalisasikan Harga Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit, Himpunan mahasiswa Mamuju Tengah (HIMA MATENG) menggelar aksi Unjuk Rasa (Unras) di Jl. Sultan Alauddin, Jum’at (27/5/2022) kemarin.
Dalam aksinya, massa aksi membawa spanduk yang bertuliskan mosi tidak percaya pada DPR dan Dinas pertanian Provinsi Sulawesi Barat.
Aksi dari mahasiswa yang tergabung dalam HIMA Mateng ini dipicu karena keluhan masyarakat petani kelapa sawit terkait turunnya harga beli TBS Kelapa sawit, karena harga sawit mulai anjlok sejak adanya Perpres pelarangan ekspor Crude Palm Oil (CPO) dan turunannya pada tanggal 28 April 2022 dan kembali dicabut pada tanggal 23 Mei 2022. Namun pencabutan Perpres pelarangan ekspor tersebut belum membuat harga TBS membaik.
“Kami sebagai anak petani yang menggantungkan hidup dari hasil pertanian kelapa sawit, merasa dirugikan oleh pihak pemerintah dan pihak perusahaan, bila tidak segera menormalisasi harga beli TBS, kami sebagai anak petani akan terus mengawal hal ini sampai harga kembali stabil,” kata Alwi Jayadi dalam orasinya.
Lambatnya normalisasi harga TBS di Sulawesi Barat kata Alwi, hanya akan menguntungkan pihak perusahaan yang membeli TBS dengan harga yang murah dan dijual dengan harga yg mahal, sehingga membuat kami bertanya dimana pihak pemerintah sebagai orang yang berperan penting dalam menetapkan harga beli TBS kelapa sawit petani.
Untuk diketahui, Massa aksi menyampaikan beberapa tuntutan yaitu
Mendesak DPR RI untuk segera mengevaluasi kinerja DPR Provinsi Sulawesi Barat yang kami anggap tidak lagi mewakili suara rakyat
Mendesak Mentri pertanian untuk segera mengevaluasi kinerja Dinas Perkebunan Sul-bar karena kami anggap gagal total dalam mensejahterakan rakyat petani
Mendesak PLT gubernur Sulbar untuk segera menentukan dan menormalisasi harga beli TBS kelapa sawit di Sul-Bar.
“Jika tuntutan kami tidak diindahkan, maka kami akan kembali turun kejalan dengan massa aksi yang lebih banyak dengan membawa aliansi para petani kelapa sawit,” Alwi. (*)
