Mateng, 8enam.com.-Untuk mempercepat penurunan dan pencegahan stunting di Kabupaten Mamuju Tengah, Pemerintah Daerah Kabupaten Mamuju Tengah, melalui Bappeda menggelar kegiatan Rembuk Stunting.
Rembuk Stunting secara virtual bersama dengan Ketua Pesakmi Provinsi Sulbar dan Nutritiom Policy Spesialis Direktorat Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bappenas, Direktur Habibie Institute For Public Policy and Governance (HIPPG), yang berlangsung di ruang pola kantor Bupati Mateng, Senin (6/7/2020), di Buka Wakil Bupati Mateng, H. Muh. Amin Jasa, didampingi Sekkab Mateng, H. Askary Anwar dan Kepala Bappeda Mateng, Ishaq Yunus.
Hadir pula dalam rembuk stunting tersebut, Kemanag Mateng, Mahmuddin, Para Asisten setda Mateng, Staf Ahli Bupati Mateng, Kepala OPD Lingkup Pemkab Mateng, Camat se Kabupaten Mateng serta Para Kepala Desa se Kabupaten Mateng.
Kepala Bappeda sekaligus Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Stunting Mateng, Ishaq Yunus melaporkan rembuk stunting yang dilaksanakan pada hari ini adalah, merupakan implementasi dari delapan kopergensi stunting yang harus dilaksanakan diseruluruh kabupaten/kota diseruluruh indonesia, merupakan tahapan ketiga dari pelaksanaan rembuk stunting pada tahapan tingkat Kabupaten.
“Dengan Tujuan, menyampaikan hasil analisa situasi dan rancagan rencana kegiatan intervensi penurunan angka stunting kabupaten/kota teritegrasi, mendeklarasikan komitmen pemerintah di daerah dan menyepakati rencana kegiatan penurunan angka stunting terntegrasi, membangun koitmen publik dalam kegiatan penurunan stunting secara terintegrasi Kabupaten/Kota,” ungkapnya.
Disampaikanya, Prevelensi Stunting SulBar 2018, Mamuju tengah berada di 41.59, Mamuju 46.46, Mamasa 43.15, Pasangkayu 34.8, Majene 45.89, sedang Polman 38.24.
“Hasil analisa situasi, intevensi yang memerlukan prioritas penanganan tahun 2021 yakni 76.61 persen, Cakupan ibu hamil ke 4, 62.24 persen, Cakupan kegadiran di Posyandu, 72.84 persn, Cakupan anak 6-59 bulan yang memperoleh Vit A, 36.07 persen, Cakupan kelas ibu hamil, 5.02 persen, Keluarga yang mengikuti bina keluarga balita, 65.67 persen, Cakupan rumah tangga yang menggunakan sanitasi yang layak, 75.69 persen, Capukan rumah tangga yang mnggunakan sumber air yang layak, NA Cakupan orang tua yang mengikuti kelas parenting, NA persen, Capukan anak 2-6 tahun yang terdaftar di Paud, 82.03 persen, Cakupan ibu hamil yang mendapat IFA (TTD) minimal 90 table selama kehamilan, 84.03 persen Cakupan layanan ibu nifas, 91.81 persen, Cakupan remaja putri mendaptkan TTD,” bebernya.
Sementa itu, Wakil Bupati Mateng, H. Muh. Amin Jasa mengatakan, pembangunan sumber daya manusia merupakan titik tolak dari seluruh aspek pembangunan, karna dengan SDM yang berkuitas dapat menata seluruh aspek kehidupan. SDM saat ini telah menjadi prioritas mulai dari pusat sampi ke daerah,
“Generasi penerus bangsa harus sehat, cerdas, kreatif dan produktif, jika anak terlahir sehat dan tumbuh dengan baik dan didukung oleh pendidikan yang berkualitas, maka mereka akan menjadi generasi memegang kesuksesan pembangunan bangsa, namun sebaliknya jika anak-anak terlahir dan tumbuh dengan situasi kekurangan gizi maka mereka akan menjadi anak yang kerdil dan memiliki daya saing yang rendah,” ujar Wabup.
Dia katakan, stunting adalah sebuah kondisi dimana tinggi badan seseorang jauh lebih pendek dibadingkan badan orang seusianya, stunting juga dapat mempengaruhi pertumbuhan perkembangan otak, stunting juga memiliki resiko memiliki penyakit kronis dimasa dewasanya.
Memurut Wabup, salah satu foktor yang bepengaruh terhadap stunting adalah ketahanan pangan dan Gizi, dengan ketahanan pangan dapat mendukung tecapainya status gizi yang baik, dan agar setiap orang dapat terhindar dari masalah kekurangan gizi kronik seperti stunting ini.
Kata Wabup, penurunan stunting menitik beratkan pada penanganan penyebab masalah gizi, yaitu faktor yang berhubungan dengan ketahanan pangan khususnya akses terhadap pangan bergizi (makanan), lingkungan sosial, akses terhadap pelayanan kesehatan, kesehatan lingkungan yang meliputi tetsedianya air bersih dan sanitasi,
“Untuk itu, saya menghimbau kepada seluruh perangkat daerah yang terkait dan lintas sektor terkait, untuk dapat mengambil bagian dan saling berjasama dalam upaya pencegahan dan penularan stunting demi mewujudkan generasi masa depan mamuju tengah yang sehat, cerdas, dan unggul,” pinta Amin Jasa.
“Kita berharap melalui rembuk stunting yang kita laksanakan ini, dapat mewujudkan komitmen bersama dalam upaya pencegahan dan penurunan stunting di Kab. Mamuju Tengah,” sambungnya. (SN/one)