Mamuju, 8enam.com.-Kalau dilihat dari populasi berdasarkan data Susenas 2018, permasalahan Anak Tidak Sekolah (ATS) di Indonesia cukup kompleks. Paling tidak ada 4,2 Juta anak usia 7-18 tahun di indonesia yang tidak bersekolah, bahkan Sulbar berada pada posisi kelima dengan presentase ATS tertinggi.
Hal itu diungkapkan oleh Kepala Perwakilan Unicef, Suhaeni Kudus dalam Uji publik rencana aksi daerah penanganan anak tidak sekolah di Kabupaten Mamuju yang digelar Yayasan Karampuang di Hotel Matos, Selasa (26/11/2019).
“Ada sekian banyak daerah yang termasuk kategori provinsi dengan persentase ATS terbesar. Sayangnya Sulawesi Barat merupakan salah satu provinsi yang masuk kedalam 5 besar dengan persentase Anak Tidak Sekolah tertinggi dan ini tentunya memerlukan upaya kita semua untuk menanganinya,” kata Suhaeni.
Itulah sebabnya kenapa Unicef bekerjasama dengan Bappenas mengembangkan Strategi nasional penanganan Anak Tidak Sekolah kata Suhaeni, karena saat pemerintah melounchng pendidikan menengah Unversal 12 tahun, masih ada 4,2 Juta anak usia 7-18 tahun yang tidak bersekolah, dan kalau dilihat dari populasi ATS yang 4,2 Juta tersebut, 70 persen adalah anak usia 16-18 tahun.
“Jadi sangat besar sebenarnya pekerjaan rumah yang harus kita tangani terkait dengan penanganan Anak Tidak Sekolah ini, mengingat 70 persen adalah anak-anak kita yang usia 16-18 tahun yang sudah berhenti sekolah Itu mungkin dua tiga tahun,” ungkapnya.
Dia katakan, sangat sulit untuk mengembalikan mereka kejenjang pendidikan, karena mereka sudah terlalu lama berhenti sekolah, kemudian stigma yang melekat dalam diri mereka dan juga beban sikologis yang di alami oleh anak tersebut untuk kembali bersekolah.
“Nah hal-hal seperti inilah yang harapannya bisa kita cermati dan bisa kita kembangkan strateginya bersama-sama, sehingga semaksimal mungkin anak-anak kita yang tidak bersekolah bisa kembali mengenyam pendidikan, bisa kembali belajar,” Cetus Suhaeni Kudus. (edo)