Rabu , Juni 18 2025
Home / Daerah / Dinkes Mateng Temukan 405 Orang Terduga TBC, 14 Orang Diantaranya Positif TBC

Dinkes Mateng Temukan 405 Orang Terduga TBC, 14 Orang Diantaranya Positif TBC

Foto : Ist/net

Mateng, 8enam.com.-Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mamuju Tengah (Mateng) menemukan sebanyak 405 orang yang terduga terkena penyakit TBC. Dan 14 orang diantaranya positif TBC.

Hal itu disampaikan oleh Sekertaris Dinnkes Mateng, Hj. Nilmawiah saat launching program gerakan ketuk pintu TBC yang berlangsung di halaman Puskesmas Tobadak Kecamatan Tobadak, Rabu (27/3/2019).

Hj. Nilmawiah katakan, dari data 3 tahun terakhir, kasus TBC di Kabupaten Mateng meningkat secara signifikan, akan tetapi dengan peningkatan kasus tersebut belum memenuhi target yaitu sekitar 5-10 orang di sekitar yang belum ditemukan dan diobati. Data pada tahun 2016, dari jumlah target penemuan kasus seharusnya dicapai berjumlah 130 kasus baru, akan tetapi jumlah yang dicapai 107.

Lanjutnya, data tahun 2017 jumlah penemuan kasus baru TBC meningkat sebanyak 165 kasus dari target 270 kasus dan pada tahun 2018 dari target yang diberikan sebanyak 372 kasus, ditemukan 204 penderita positif TBC. Tercatat setiap tahun ada pasien TBC yang meninggal dunia di akibatkan keterlambatannya ditemukan pasien tersebut dan ketidak teraturan dalam mengomsumsi obat.

“Sebagai langkah awal Gerakan Ketuk Pintu, kami sudah memprogramkan kunjungan rumah yang dilaksanakan oleh kader yang telah di latih sebanyak 250 orang yang tersebar diseluruh Desa. Dan telah didapatkan hasil sementara sampai saat ini ada 405 terduga TBC yang ditemukan dan dinyatakan positif TBC sebanayak 14 orang,” ujarnya.

Sebagai penguatan kata Hj. Nilmawiah, petugas Puskesmas akan melaksanakan kembali kunjungan rumah secara rutin, serta Gerakan Ketuk Pintu ini akan dilaksanakan secara berkesinambungan untuk menemukan orang terduga TBC demi memutuskan rantai penularan.

“Gerakan Ketuk Pintu ini diharapkan akan menjadi Gerakan masif yang tetstruktur dan berkesinambungan setiap tahun, sehingga masyarakat mempunyai pengetahuan dan kesadaran yang baik tentang penyakit TBC,” kata Hj. Nilmawiah.

Dia sampaikan, masalah utama dalam menanggulangi penyakit TBC, sampai saat ini penyakit TBC masih menjadi momok yang ditakuti oleh sebagian besar masyarakat, pemahaman yang keliru tentang penyakit TBC yang menganggap TBC merupakan penyakit keturunan, guna-guna dan sebagainya, padahal penyakit TBC merupakan penyakit yang bisa diobati sampai sembuh dan pengobatannya gratis di Puskesmas.

“Untuk menyelesaikan hambatan-hambatan tersebut, tentunya kami masih sangat membutuhkan kerjasama dan bantuan dari seluruh stakeholder yang ada, lintas sektor terkait dalam menanggulangi TBC, karena yakin dan percaya Dinas Kesehatan tidak akan pernah bisa bekerja dan menyelesaikan hal tersebut tanpa peran dan kontribusi aktif semua pihak untuk memerangi penyakit menular yang mematikan,” ungkapnya. (Ach/one)

Check Also

Dukung Pendidikan Berkualitas, Gubernur Suhardi Duka Apresiasi Peresmian Kantor GTK

Mamuju, 8enam.com.-Gubernur Sulbar, Suhardi Duka (SDK) menghadiri peresmian Gedung Kantor Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *