Mateng, 8enam.com.-Dalam rangka memperingati Hari TBC Sedunia setiap tanggal 24 Maret, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mamuju Tengah (Mateng) resmi melaunching gerakan ketuk pintu TBC, Rabu (28/3/2019).
Launcing Program Gerakan Ketuk Pintu TBC Kabupaten Mateng tersebut berlangsung di Halaman Puskesmas Tobadak, Kecamatan Tobadak Kabupaten Mateng yang dihadiri oleh Sekertaris Kabupaten (Sekkab) Mateng, H. Askary, Sekertaris Dinkes Mateng, Hj. Nilmawiah, Camat Tobadak, Para Kepala Puskesmas Se Kabupaten Mateng, serta Kepala Desa se Kecamatan Tobadak.
Dalam sambutannya, H. Askary menyampaikan, Pemerintah saat ini diperhadapkan dengan persoalan kesehatan yang begitu kompleks. Semakin berkembang sebuah negara, komuditas penduduk semakin berkembang, pertumbuhan angka kelahiran berkembang, tehnologi juga semakin berkembang semakin banyak juga penyakit yang ditemukan.
“Ini berarti bahwa memang setiap sendi kehidupan kita, setiap dinamisasi kehidupan kita selalu diwarnai oleh ketidak seimbangan,” ujar Askary.
Untuk dunia kata Askary, Indonesia masuk urutan ke 3 penderita tetbanyak TBC, ini sangat memprihatinkan, maka dari itu, semua ini bukan saja peran Pemerintahan, Dinas Kesehatan tetapi Masyarakat, Tokoh Pemuda, Tokoh Masyarakat harus mempunyai peran untuk meminimalisir angka kematian yang diakibatkan oleh penyakit TBC.
“Di mateng ini banyak yang tidak terdeteksi, untuk itu pemerintah baik itu Kabupaten, Kecamatan maupun Desa wajib mempasilitasi masyarakat kita untuk mendeteksi dini dan mengobati masyarakat kita apabila terdeteksi TBC, dulu penyakit ini sangat susah disembuhkan namun saat ini penyakit ini dapat disembuhkan dan biaya pengobatannya gratis,” ungkap Askary.
“Penyakit TBC ini menjadi momok bagi kita, harus kita tuntaskan makanya harus dideteksi, tolong bantu kalau ada masyarakat kita yang terdeteksi oleh penyakit TBC, dan mengajaknya untuk berobat dengan melakukan pendekatan yang humanis,” sambungnya.
Sementara itu Sekertaris Dinkes Mateng, Hj. Nilmawiah katakan, gerakan Ketuk Pintu merupakan kegiatan rutin yang dicanangkan oleh Wakil Presiden RI, H. Jusuf Kalla sejak tahun 2015 dalam rangka hari TBC Sedunia yang diperingati setiap tanggal 24 Maret, dengan tema peringatan hari TBC Sedunia 2019, Saatnya Indonesia Bebas TBC di Mulai dari Saya.
Dia jelaskan, gerakan Ketuk Pintu ini berupa kunjungan rumah yang dilakukan serentak oleh masyarakat, dalam hal ini kader TBC serta petugas kesehatan yang bertujuan memberikan informasi mengenai TBC. Sekaligus melakukan skrining deteksi dini untuk menemukan orang yang terduga terkena penyakit TBC serta merujuk orang tersebut ke fasilitas kesehatan atau Puskesmas terdekat untuk dilakukan pemeriksaan.
“Gerakan ini bukan hanya mengetuk pintu rumah warga, tapi juga mengetuk Hati dan Pikiran masyarakat kita secara menyeluruh sebagai upaya dalam memutuskan mata rantai penularan penyakit TBC di Mamuju Tengah, karena 1 orang penderita TBC yang tidak diobati bisa menularkan 10-15 orang kontak erat disekitarnya,” terangnya.
Selain itu lanjut Hj. Nilmawiah, gerakan ini juga merupakan bentuk upaya Dinkes dalam mencapai 12 indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM) di kesehatan, yang salah satu didalamnya SPM tertuang bahwa pelayanan orang yang terduga TBC harus sesuai standar. (Ysn Hms/one)